Selasa, 18 November 2014

MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 7

1.  HUKUM MEMBACA LAM TA’RIF.
Menerapkan huruf lam ta’rif (al syamsiyah dan al qomariyah ).
a.       al-syamsiyah.
 [ال]bila bertemu huruf al-syamsiyah yang terdiri dari 14 huruf maka  [ال] tersebut tidak dibaca atau lebur.
Huruf al-syamsiyah.
Contoh kalimat
ت
التوبة
ث
الثلاث
د
الدين
ذ
الذكر
ر
الرحمن
ز
الزكريا
س
السّلام
ش
الشكر
ص
الصلاة
ض
الضحها
ط
الطيّب
ظ
الظهره
ل
اللّذين
ن
النّاس
b.      al-qomariyah.
[ال] bila bertemu dengan 14 huruf al-qomariyah, maka  [ال]tersebut dibaca jelas atau idhar.
Huruf al-qomariyah
Contoh kalimat
ء
الاَوالو
ب
الباب
ج
الجنّة
ح
الحسنا
خ
الخيرا
ع
العدل
غ
الغارمين
ف
الفتّاه
ق
القمر
م
الوءْمنوْن
و
الولدان
ي
اليوم
ها
ãNä39ygø9r& ãèO%s3­G9$#
ك
الكبير

1.  IMAN KEPADA ALLOH.
Sebagai insane beriman wajib mengakui dan mempercayai adanya Alloh. Keberadaan Alloh memang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang akan tetapi dapat dilihat ciptaannya di dunia ini, bahkan keberadaan diri kita termasuk bukti kekuasaan Alloh.
Sudah sepatutnya kita untuk mengimaniNya. iman itu sendiri memiliki makna mempercayai keberadaanNya, percaya di dalam hati, diucap lewat lisan dan dibuktikan dengan perbuatan.
Imani Alloh termasuk rukun iman yang pertama selain lima rukun iman lainnya.
Iman kepada Alloh berarti kita mempercayai bahwa Alloh itu ada dan Alloh maha pencipta, ciptaan Alloh meliputi apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi serta yang ada diantara keduanya. Itulah salah satu sifat Alloh dan ia masih memiliki sifat-sifat yang lain. Berikut ini adalah sifat-sifat Alloh :
1.        وُجُدًWujud, artinya Alloh itu ada, lawan dari sifat wujud adalah عَدَمٌ‘adam yaitu tiada.
2.        قِدَامٌQidam, artinya Alloh itu pendahulu, maksudnya Alloh itu tiada awal dan tiada akhir, Dia selalu ada selamanya. Lawannya adalah حُدُثْ  huduts yang mempunyai arti baru.
3.       بَقَاءَBaqo’, artinya kekal maksudnya keberadaan Alloh tidak akan pernah hancur atau musnah. Lawannya adalah  فَنَاءَfana, yaitu rusak atau hancur.
4.        مُخَا لَفَةُ لِلْحَوَادِثِMukholafatulilkhawaditsi, Alloh beda dengan makhluk ciptaannya dan Alloh tidak mungkin memiliki sifat  مُمَاثُلَةُلِلْحَوَادِثِmumatsalatu lilkhawaditsi atau sama dengan makhluk ciptaannya.
5.       قِيَمُهُQiyamuhu binafsihi, yaitu Alloh berdiri sendiri, keberadaanNya tidak membutuhkan perantara. Lawannya adalah  أِحْتِيَا جٌغَيْرِهِikhtiyaajun illa ghoirihi, yang memiliki arti butuh bantuan yang lain.
6.       وَجْدَنِيَةًWahdaniyah, artinya Alloh memiliki sifat esa, Lawannya adalah  تَعَدُدْ ta’adud yang artinya memiliki jumlah yang sangat banyak.
7.       قُدْرَةَQudrota, artinya Alloh maha kuasa, kekuasaanNya tidak dibatasi oleh apa pun, kehendakNya tidak ada yang bisa menolak atau menghalanginya, Alloh berkuasa memerintah bukan untuk diperintah. Lawannya adalah  أَجْرٌ aj’run atau lemah.
8.       أِرَادَاةًIrodat, yaitu berkehendak dan kehendaknya itu mutlak, tidak tidak ada unsure paksaan. Lawannya adalah  كَرَاحَةٌkarohatun atau terpaksa.
9.       عِلْمٌIlmun, yaitu Alloh maha mengetahui dan pengetahuan Alloh tanpa batas. Lawannya adalah  جَهْلٌjahlun, yaitu berpengetahuan yang terbatas.
10.   حَيَاةِHayat atau hidup, maksudnya Alloh maha hidup dan kehidupan Alloh kekal abadi sehingga Alloh tidak akan mati. Lawannya adalah  مَوْتٌmautun, yang artinya bisa mati dan sifat ini dimiliki oleh semua makhluk Alloh yang bernyawa.
11.   سَمَاعٌSama’, artinya Alloh maha mendengar semua suara baik yang keras maupun yang pelan dan tersembunyi. Lawannya adalah  صُمٌshumun atau tuli.
12.   بَصَرٌBashor, artinya Alloh maha melihat, melihat segala sesuatu yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Lawannya adalah  عُمْيٌ‘umyun yaitu buta.
13.   كًلًمٌKalam, yaitu Alloh mampu berbicara atau berfirman dan setiap firmanNya pasti benar adanya. Lawannya adalah  بُكْمٌbukmun atau bisu, jika seandainya ia mampu berbicara maka apa yang ia katakana belum tentu benar.
2.  ASMA’UL KHUSNA.
Selain sifat-sifat Alloh yang dibahas pada bab sebelumnya, Alloh masih mempunyai sifat-sifat yang lain yang sebagian terkandung di dalam asma’ul khusna.
Asma’ul khusna terdiri dari 99 nama Alloh, namun yang akan dibahas dalam bab ini 10 yaitu:
1.      أزِزٌ Aziz.
Aziz artinya maha perkasa, tak ada satu kekuatan pun yang mampu menandingi kekuatan Alloh. Laa Haula Walaa Quwata Ilabillah.
Kiranya hanya Alloh yang memiliki kekuatan dan semua makhluk akan lemah tanpa ada kekuatan darinya.
Keperkasaannya mampu menegakkan langit dan bumi dan planet-planet lainnya.
2.      وَحَبٌّ Wahab.
Wahab artinya maha pemberi, bahwasannya setiap makhluk butuh pertolonganNya dan Alloh maha pemberi pertolongan pada setiap hamba yang memohon.
3.      فَتَحٌ Fatah.
Fatah artinya Alloh maha pembuka, maksudnya Alloh akan menyelesaikan atau membukan semua permasalahan yang dihadapi selama ia mau berusaha menyelesaikannya dengan baik / bijak dan diiringi dengan do’a.
4.      قَيُّمٌ Qoyum.
Qoyyum artinya maha berdiri sendiri, maksudnya keberadaan Alloh adalah mutlak ada dengan sendirinya, tidak ada yang mengawali dan tidak ada yang mengakhirinya. Alloh tidak mengantuk dan tidak pula tidur sehingga Alloh akan selalu ada dengan tidak mengenal lelah atau letih selamanya.
5.      هَدِيٌّ Hadi.
Hadi artinya maha pemberi petunjuk, petunjuk Alloh akan dirasakan hambaNya apabila hamba tersebut berkenan mematuhi hukum-hukumNya, hukum tersebut tentu meliputi perintah dan larangan sebagaimana yang banyak ditemukan di dalam firmanNya serta melalui hadist-hadist rosululloh.
6.      هَكَمٌ Hakim.
Hakim artinya yang maha menetapkan hukum dan hukum itu mutlak untuk semua makhluk. Contohnya semua makhluk hidup pasti akan mati, maka tak ada satu pun yang bisa lari dari kematian.
7.      عَدْلِلٌ Adil.
Alloh maha adil, keadilan Alloh mutlak untuk semua makhlukNya meskipun terkadang makhluk tersebut merasa tidak mendapat keadilan, hal ini terjadi karena ia belum memiliki kesadaran yang sebenarnya.
8.      خَابِيْرٌ Khobir.
Khobir dan akbar artinya Alloh maha besar. kebesaran Alloh meliputi seluruh ciptaanNya.
9.      تَوَّابٌ Tawwab.
tawwab artinya Alloh maha menerima taubat, taubat yang dilakukan oleh hambaNya selama ia bertaubat dengan kesungguhan, tidak mengulangi kesalahan tersebut.
10.  حَامِيْدٌ hamid.
hamid artinya maha terpuji, maksudnya hanya Alloh saja yang layak untuk dipuji, disanjung atas segala kuasaNya.
3.  SIFAT-SIFAT TERPUJI.
1.      tawadlu / rendah hati.
sudah menjadi suatu keharusan bagi umat muslim untuk memiliki sifat rendah hati, dengan memiliki sifat ini maka ia tidak akan sombong dan berbangga diri manakala ia mendapatkan sesuatu yang bersifat lebih disbanding sebelumnya maupun dibandingkan yang lain.
bila ia mendapatkan keuntungan maka yang ia lakukan bukanlah kesombongan atau kekufuran, melainkan ia akan selalu bersyukur dan bersyukur
2.      taat.
taat adalah melaksakan apa yang ditentukan oleh syariah dan menjauhi larangannya.
seseorang tidak akan menolak ketika diajak dalam hal kebaikan dan akan selalu menolak ketika diajak dalam hal tercela.
yang menjadi sumber hukum ketaatan bagi umat muslim adalah al-qur’an dan al-hadist dan setelah itu merujuk pada sumber hukum yang lain.
3.      qona’ah / rela,
qona’ah bukan berarti pasrah pada keadaan atau putus asa dalam menghadapi suatu keadaan. orang yang memiliki sifat qona’ah tetap mendapat tuntutan untuk berusaha agar dirinya mampu mendapatkan yang terbaik manakala dia dalam kegagalan.
maksudnya bila ia mendapatkan suatu keadaan yang kurang menguntungkan, ia tidak terlalu mengeluh, pasrah pada keadaan atau menyesali semua yang telah terjadi, akan tetapi ia berusaha untuk bangkit dari keterpurukan dan berusaha mengejar kehidupan yang lain sehingga nasibnya berubah ke arah yang lebih baik.
4.  THOHAROH.
Pengertian thoharoh adalah bersuci atau mensucikan diri dari hadas besar, hadas kecil dan najis. Mensucikan diri ini hukumnya wajib bagi umat muslim terutama telah memasuki waktu sholat. Firman alloh :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#qç/tø)s? no4qn=¢Á9$# óOçFRr&ur 3t»s3ß4Ó®Lym (#qßJn=÷ès? $tB tbqä9qà)s? Ÿwur $·7ãYã_ žwÎ) ÌÎ/$tã @@Î6y 4Ó®Lym(#qè=Å¡tFøós? 4 bÎ)ur LäêYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!$y_ Ótnr&Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$# ÷rr& ãLäêó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB(#qßJ£JutFsù #YÏè|¹ $Y7ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNä3Ïdqã_âqÎ/ öNä3ƒÏ÷ƒr&ur 3 ¨bÎ)©!$# tb%x. #qàÿtã #·qàÿxî ÇÍÌÈ  
.hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya allah maha pema'af lagi maha pengampun. Qs. An-nisa’43
Mengenai hal-hal yang menyebabkan seseorang haruskan mensucikan diri secara rinci akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini :
No.
Nama hukumnya
Penyebabnya
Cara mensucikannya
1.
Hadas besar.
1.         Seorang wanita sedang haidh / datang bulan.
2.         Seseorang yang mengeluarkan mani / sperma, baik pria maupun wanita.
3.         Seseorang yang habis melakukan hubungan badan / sex.
4.         Wanita habis melahirkan.
5.         Wanita habis nifas.
Mandi wajib dan berwudlu.
2.
Hadas kecil,
1.         Kentut.
2.         Kencing.
3.         Buang air besar.
Berwudlu.
3.
Najis.
Macam-macam najis:
a.      Najis mugholadhoh.
b.      Najis mukhofafah.
c.      Najis mutawasithoh.
Terkena kotoran :
a.         Bekas anjing dan babi.
b.         Air kencing bayi pria yang belum makan / minum selain asi.
c.         Selain dari hal di atas.
a.       Di basuk 7x dan salah satunya dicampur pakai tanah yang diyakini kesuciannya.
b.      Memercikkan air di bekas kencing tersebut meski airnya tidak mengalir.
c.       Menyiram air ke bekas benda najis tersebut hingga hilang zar bau, rasa dan warnanya
A.      Tata cara mandi besar.
Tata cara mandi besar atau mandi wajib yang juga biasa disebut mandi junub ialah mengalirkan air ke seluruh tubuh, dari ujung rambut hingga ujung kaki yang sebelumnya  membaca basmalah dan diiringi niat.
Selalu mendahulukan bagian tubuh yang kanan.
Sunah-sunah dalam mandi wajib :
1.)                Berwudlu sebelum mandi.
2.)                Membaca basmalah.
3.)                Mendahulukan anggota tubuh yang kanan.
4.)                Menggosok-gosok setiap sela dengan tangan, entah di sela tangan atau sela rambut.
5.)                Urut dari atas ke bawah.
6.)                Memakai harum-haruman.
B.      Tata cara wudlu.
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä #sŒÎ) óOçFôJè% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qè=Å¡øî$$sùöNä3ydqã_ãr öNä3tƒÏ÷ƒr&ur n<Î) È,Ïù#tyJø9$# (#qßs|¡øB$#ur öNä3ÅrâäãÎ/öNà6n=ã_ör&ur n<Î) Èû÷üt6÷ès3ø9$# 4 bÎ)ur öNçGZä. $Y6ãZã_ (#r㍣g©Û$$sù 4 bÎ)urNçGYä. #ÓyÌó£D ÷rr& 4n?tã @xÿy ÷rr& uä!%y` Ótnr& Nä3YÏiB z`ÏiB ÅÝͬ!$tóø9$#÷rr& ãMçGó¡yJ»s9 uä!$|¡ÏiY9$# öNn=sù (#rßÅgrB [ä!$tB (#qßJ£JutFsù #YÏè|¹$Y6ÍhŠsÛ (#qßs|¡øB$$sù öNà6Ïdqã_âqÎ/ Nä3ƒÏ÷ƒr&ur çm÷YÏiB 4 $tB ßƒÌãƒ ª!$#Ÿ@yèôfuŠÏ9 Nà6øn=tæ ô`ÏiB 8ltym `Å3»s9ur ßƒÌãƒ öNä.tÎdgsÜãŠÏ9 §NÏGãŠÏ9ur¼çmtGyJ÷èÏR öNä3øn=tæ öNà6¯=yès9 šcrãä3ô±n@ ÇÏÈ  
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Qs. Al-maidah :6
Ayat di atas telah menjelaskan tata cara wudlu dan tayamum yang baik dan benar, meskipun demikian gerakan wudlu dipilah menjadi beberapa hal :
Wajib
Sunnah
1.             Berniat : niat tidak harus diucapkan.
2.             Membasuh muka : seluruh kulit pada bagian wajah, yaitu tempat tumbuh rambut hingga tulang dagu dan mulai dari telinga kanan hingga telinga kiri.
3.             Tangan hingga siku : harus basah tanpa ada yang terlewati.
4.             Menyapu kepala : tempat tumbuh rambut meskipun ia tidak memiliki rambut atau botak, jika rambutnya lebat maka boleh hanya bagian rambutnya saja sebagai perwakilan.
5.             Membasuk kaki : dari telapak kaki hingga mata kaki.
6.             Wudlu dilakukan dengan tertib atau urut : tidak boleh mendahulukan bagian tertentu sesuai urutan di atas.
1.         Didahului dengan membaca ta’awud dan basmalah sebelum memulai wudlu.
2.         Membasuh telapak tangan hingga pergelangan tangan.
3.         Berkumur-kumur.
4.         Menghirup air dengan hidung atau memasukkan air dengan hidung.
5.         Menyapu kepala.
6.         Menyapu telinga luar dalam.
7.         Menyilangi sela-sela tangan dan kaki dengan air wudlu.
8.         Mendahulukan angota badan bagian kanan.
9.         Setiap membasuh anggota badan setiap wudlu 3x.
10.     Dilakukan dengan urut.
11.     Tidak menggunakan bantuan orang lain dalam berwudlu selama masih mampu.
12.     Saat wudlu wajib basah pada anggota tubuh yang diwudlui (tidak boleh sekedar diseka terkecuali ada udzur).
13.     Menggosok anggota tubuh agar bersih.
14.     Menghindari percikan air wudlu kembali ke badan.
15.     Jangan berbincang-bincang dan dengan posisi tenang.
16.     Menggosok gigi sebelum sholat.
Selain hal di atas, wajib diketahui syarat-syarat wudlu sbb:
1.      Islam.
2.      Mumayis : bisa membedakan baik buruknya.
3.      Tidak berhadas.
4.      Dengan air suci dan mensucikan.
5.      Tidak ada penghalang bagi air wudlu untuk masuk pori-pori, seperti tattoo, cat dll.
Yang membatalkan wudlu :
1.      Keluar sesuatu dari qubul dan dubur.
2.      Hilang akal seperti tertidur pulas, ayan, gila dll.
3.      Bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim atau dalam ikatan pernikahan.
4.      Menyentuh qubul dan dubur baik punya sendiri maupun orang lain.
C.      Tata cara tayamum.
Tayamum adalah pengganti wudlu bagi seseorang yang berudzur seperti :
1.      Sakit yang membahayakan bila terkena air,
2.      Dalam perjalanan yang tidak memungkinkan menggunakan air di saat memasuki waktu sholat.
3.      Tidak mendapatkan air saat mencari air dalam jarak yang jauh sementara waktu sholat telah tiba.
4.      Dingin yang berkepanjangan dan membahayakan dirinya apabila ia berwudlu.
Syarat tayamum :
1.      Ada udzur sebagaimana diterangkan di atas.
2.      Menggunakan tanah yang suci.
3.      Menghilangkan najisnya terlebih dahulu.
Yang perlu diperhatikan bagi orang yang bertayamum:
1.      Ketika bertayamum karena kesulitan mendapatkan air dan sudah bersholat kemudian ia menemukan air maka tidak wajib baginya untuk mengulangi sholatnya.
2.      Bagi orang yang junub yang sudah bertayamum kemudian menemukan air maka wajib baginya untuk mandi jinabat dan berwudlu untuk sholat berikutnya.
3.      Tayamum hanya untuk 1x sholat fardlu akan tetapi boleh umtuk beberapa kali sholat sunnah.
Ketentuan-ketentuan lain dalam tayamum:
Wajib dalam tayamum:
Sunnah dalam tayamum :
1.             Niat.
2.             Mengusap muka dengan tanah.
3.             Mengusap tangan sampai siku-siku.
4.             Melakukan hal di atas dengan tertib.

1.         Membaca basmalah.
2.         Menghembuskan tanah yang akan dibuat tayamum.
3.         Menghembuskan tanah yang menempel pada tapak tangan.
4.         Membaca do’a dan kalimat syahadat.
Yang membatalkan tayamum ada 2 yaitu apa yang membatalkan wudlu maka ia termasuk membatalkan tayamum juga dan bagi yang kesulitan mendapatkan air kemudian usai tayamum ia menemukan air maka tayamumnya batal serta wajib baginya untuk berwudlu.
5.  SHOLAT WAJIB.
Sholat merupakan rukun islam yang ke dua yang wajib dipenuhi setiap umat muslim terkecuali ada udzur yang dibenarkan oleh syar’i dan itupun yang mendapatkan udzur hanya wanita yang sedang haidh, habis melahirkan dan nifas.
Bagi mereka yang hilang akal dan hilang ingatan tetap wajib mengqodho’nya apabila ia sudah mulai sadar.
Sebagai umat muslim wajib melakukan sholat lima waktu dengan beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Diantaranya :
A.           Yang harus dipenuhi dalam sholat.
1.      Suci : saat sholat seseorang harus dalam keadaan suci (bebas dari hadas besar dan hadas kecil) selain itu ia juga harus memilih pakaian dan tempat yang bersih dan suci.
2.      Menghadap kiblat : dengan penuh keyakinan ia berada di hadapan alloh secara langsung.
3.      Menutup aurot : aurot pria mulai dari pusar hingga lutut sedang untuk wanita adalah seluruh tubuh terkecuali telapak tangan dan muka / wajah.
4.      Telah memasukki waktu sholat : bila waktunya sholat dhuhur maka ia sholat dhuhur dan ia tidak sholat ashar, terkecuali ada udzur maka ia boleh menjama’nya antara sholat dhuhur dengan sholat ashar (menjama’nya).
B.            Rukun sholat.
1.         Niat. Niat tidaklah harus diucap melainkan cukup di dalam hati.
2.         Berdiri dalam sholat bagi yang mampu, bagi yang tidak mampu boleh dengan duduk atau berbaring.
3.         Takbirotul ihrom yaitu dengan membaca takbir sambil mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau pundak pada saat akan memulai sholat.
4.         Membaca surat al-fatihah di setiap roka’at.
5.         Rukuk dengan membungkukkan badan, punggung sejajar, pandangan lurus ke tempat sujud dan tangan di atas lutut.
6.         I’tidal, yaitu kembali bangkit dari rukuk.
7.         Sujud.
8.         Duduk diantara dua sujud.
9.         Bangun dari sujud untuk melanjutkan ke roka’at berikutnya.
10.     Tuma’ninah dalam rukuk sujud dan duduk diantara dua sujud.
11.     Tasyahud akhir.
12.     Duduk tasyahud akhir.
13.     Membaca sholawat dalam tasyahud akhir.
14.     Melakukan hal di atas dengan tertib atau urut.
15.     Salam.
C.            Sunnah sholat.
1.      Mengangkat tangan di setiap bangkit dari sujud (pada roka’at ganjil), akan rukuk dan akan sujud.
2.      Membaca do’a istifah atau iftitah.
3.      Membaca ta’awud sebelum membaca surat al-fatihah.
4.      Membaca ta’amin saat usai membaca surat al-fatihah.
5.      Membaca ayat-ayat dalam al-qur’an.
6.      Meletakkan tangan saat rukuk.
7.      Pandangan kea rah tempat sujud.
D.           Wajib di dalam sholat.sujud sahwi.
1.      Membaca takbir selain takbirotul ihrom atau disetiap gerakan, kecuali bangkit dari rukuk.
2.      Membaca takbir disetiap perpindahan rukun sholat.
3.      Membaca ……………… dalam rukuk.
4.      Membaca ………………. Saat bangkit dari rukuk (khusus bagi imam dan bagi seseorang yang sholat sendirian).
5.      Membaca do’a saat i’tidal.
6.      Membaca ………………. Saat sujud.
7.      Membaca ……………. Saat duduk diantara dua sujud.
8.      Duduk tasyahud awal pada sholat yang lebih dari dua roka’at.
9.      Membaca dp’a tasyahud awal.
Apabila salah satu syarat wajib tersebut terlewati secara tidak sengaja maka wajib baginya sujud syahwi, apabila disengaja maka ia tidak sah sholatnya.
E.            Yang membatalkan sholat.
1.      Segala hal yang membatalkan wudlu sudah tentu membatalkan sholat.
2.      Berbicara.
3.      Tertawa.
4.      Makan atau minum.
5.      Melakukan gerakan di luar gerakan sholat terkecuali ada udzur yang dibenarkan oleh syar’i.
6.      Aurotnya tersingkap.
7.      Menambah atau mengurangi gerakan sholat dengan sengaja.
8.      Mendahului imam dengan sengaja saat sholat berjama’ah.
F.             Makruh dalam sholat.
1.      Memejamkan mata.
2.      Mengalihkan pandangan tanpa ada keperluan yang jelas.
3.      Meletakkan lengan di lantai saat sujud.
G.           Macam-macam sholat wajib dan waktunya.
Sholat wajib merupakan perwujudan rukun islam ke dua setelah syahadat, semua pasti mengetahui apa saja yang termasuk sholat wajib yang terdiri atas :
1.      Shubuh: waktunya setelah terbit fajar sebelum terbit matahari.
2.      Dhuhur : setelah matahari sedikir tergelincir dari tengah atau sedikit condong kebarat.
3.      Ashar : setelah matahari benar-benar condong hingga sebelum terbenam.
4.      Maghrib : ketika matahar mulai terbenam.
5.      Isya’ ; pada saat baying-bayang cahaya matahari benar-benar hilang.
H.           Tata cara sholat.
1.      Takbirotul ihkrom.
Takbirotul ihrom yaitu dengan membaca takbir ( أَللّهُ أَكْبَرُ ) sambil mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau pundak pada saat akan memulai sholat.
2.      Do’a istifah atau iftitah : tangan bersedekap, yaitu tangan kanan di atas tangan kiri, jari tengah dan jari jempol tangan kanan menjepit pergelangan tangan kiri lalu ditaruh di dada atau di atas pusar seraya membaca :
اَ الَلّهُمَّ بَا عِدْ  بَيْنِيْ ؤَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتِ بَيْنِ الْمَشءرشقِؤَلْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّ اَلثذَؤْبُ الاَْبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ. اللَهُمَ اَغْسِلْ خَطَايَابِالْمَاءِ ؤَالقَلْجِ ؤَالْبَرَدِ.'

3.      Membaca ta’awud.
اَعُؤذُبِألَّلهِ مِنَ ا لشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ
4.      Membaca basmalah.

ÉÇ ÉOŠÏm§9$# `»uH÷q§9$#«!$# Oó¡Î0
5.      Membaca surat al-fatihah.
6.      Membaca ta’amin.

أَمِيْنَ
7.      Membaca ayat-ayat al-qur’an surat atau ayat di sini bebas sesuai pilihan dan kemampuan masing-masing.
8.      Takbir menjelang rukuk : bacaannya seperti takbir biasa dan juga melakukan gerakkan mengangkat tangan setinggi pundak atau telinga.
9.      Ruku’ : badan membungkuk, antara punggung dan kepala sejajar dan pandangan lurus ke tempat sujud dengan tumakninah sambil membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ
10.  Bangun dari ruku’ : dengan posisi tegak berdiri selayaknya waktu takbir lalu membaca:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَ هُ .
11.  Do’a ‘iktidal : posisi tubuh tetap berdiri tegak namun tidak sedekap lalu membaca do’a:
 رَبّنَاؤَلَكَ الْحَمْدُ مِلْ ءَالسَّمَاؤَاتِ ؤًَلاَْرضِ ؤَمَا بَيْنَهُمَا، ؤَمِلْءَمَا شِءْتَ مِنْ شَيْءٍبَعْدُاَهْلَ الثْنَاءِ ؤَالْمَجْدِ،
Dan dilanjutkan takbir untuk sujud.
12.  Sujud : sujud adalah gerakan berlutut mencium lantai dan terdapat tujuh tulang yang harus menempel pada lantai yaitu kaki (jempol memanjat), tulang lutut (dengkul bhs jawa), tapak tangan dan batang hidung.
Di dalam sujud posisi siku-siku diangkat dan telapak tangan sejajar telinga atau di atas pundak.
Sambil sujud seraya membaca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الاَْعْلَيْ
13.  Duduk diantara dua sujud : setelah sujud maka membaca takbir untuk duduk lalu membaca :
اللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ؤَارَّحْمَنِيْ ؤَاجْبُرْنِيْ ؤَاحْدِِنِيْ ؤًارْزُقْنِيْ
Kemudian dilanjutkan sujud yang kedua yang didahului dengan membaca takbir dan membaca sebagaimana sujud di atas.
Setelah sujud kedua maka untuk roka’at pertama berakhir dan dilanjutkan dengan mengulang gerakan sholat sebelumnya untuk memasuki roka’at kedua.
Pada roka’at kedua bila telah sampai dengan sujud kedua maka gerakan selanjutnya adalah duduk tahiyyat.
14.  Duduk tahiyat : duduk tahiyat dapat dibedakan atas dua macam dengan syarat berbeda, apabila sholatnya hanya terdiri dari dua roka’at saja maka posisi duduknya telapak kaki kiri dihamparkan disela-sela kaki kanan, kaki kanan dalam posisi jinjit dan telapak kaki kanan berdiri. Pantat duduk di belakang telapak kaki kiri atau bekas geseran kaki kiri.
Bila sholatnya terdiri lebih dari dua roka’at maka duduk pada tahiyyatnya adalah pantat duduk di atas telapak kaki kiri, terkecuali sholat witir yang dikerjakan tiga roka’at atau lebih maka tidak duduk tahiyyat pada roka’at kedua.
Di dalam tahiyyat posisi badan tegak dan pandangan lurus ke tempat sujud sambil membaca :
أَلتَّحِيَاتُ للِّهِ ؤَالصّلَؤَاتُ ؤَالطَّيِّبَاتُ،السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ ؤَرَحْمَةُ اللَّهِ ؤَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا ؤَعَلَي عِبَادِاللَّهِ الصَالِحِيْنَاَشْهَدُاَن لاَأِلََهَأِلاَّاَللَّهُ ؤَاَلشَذهَدَاَنَّ مَحَمَّدًاعَبْدُهُؤَرَسُؤْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ ؤًسَلَّمْ عَلَي مُحَمََّدٍ ؤَعَلَي أَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَذيْتَ عَلَي اَلِِ أِبْراَحِيْمَ، ؤَبَارِكْ عَلَي مُحَمَّدٍ ؤَعَلَي أَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَابَارَكْتَ عَلَي أَلِ أِبْرَاحِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنََ أِنَّكِ حَمِيْدٌ.

Setelah membaca do’a tahiyyat maka untuk sholat yang terdiri lebih dari dua roka’at  maka melanjutkan sholat pada roka’at berikutnya dengan gerakan mengulang gerakan di atas, sedang sholat yang hanya dua roka’at maka diakhiri dengan membaca salam.
15.  Salam : salam merupakan akhir dari gerakan sholat dengan membaca :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ؤَرَحْمَةُّاللَّهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ؤَرَحْمَةُّاللَّهِ" حَتَّي يُرَي بَيَا ضُخَدذِهِ.
Setelah membaca salam yang pertama maka ia menoleh ke kanan dan pada salam ke dua maka ia menoleh ke kiri.
6.  SHOLAT BERJAMA’AH.
Di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan tuntunan rosululloh saw, pelaksanaan sholat dapat dipilah menjadi dua, yaitu sholat secara berjama’ah / bersama-sama dan sholat secara perorangan atau individu yang sering disebut sholat munfarid. Entah itu sholat yang fardlu maupun sholat sunnah dari keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a.       Sholat berjama’ah : sholat yang dikerjakan bersama-sam yang terdiri dari 2 orang atau lebih.
b.      Sholat munfarid : sholat yang dilaksanakan secara kesendirian atau tidak ada teman.
c.       Jama’ah masybuk : sholat yang dikerjakan secara berjama’ah namun salah satu makmum ada yang terlambat di dalam mengikuti kegiatan sholat berjama’ah tersebut.
Di dalam sholat berjama’ah terdapat imam dan makmum, imam adalah yang memimpin sholat sedangkan makmun adalah yang mengikuti imam, posisi makmum berada di belakang imam.
Adapun penentuan shof di dalam sholat berjama’ah yang terdiri dari berbagai jama’ah maka dapat disusun sebagai berikut:
1.      Imam atau orang yang memimpin sholat.
2.      Makmum pria dewasa.
3.      Makmum pria anak-anak.
4.      Makmum wanita anak-anak dan
5.      Makmum wanita dewasa.
Hukum sholat berjama’ah adalah wajib bagi pria dewasa dan dilaksanakan di masjid atau tempat ibadah lainnya seperti mushola, surau dll. Dalil  sholat berjama’ah
 “Dari abu darda r.a. Berkata saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: “tiada terdapat tiga orang berkumpul di perkampungan,hutan, atau kota kemudian tidak dilakukan shalat berjema’ahmelainkan mereka telah dijajah oleh setan. Karena itu kerjakanlaholehmu shalat berjema’ah. Sesungguhnya serigala itu hanya dapat menerkam kambing yang jauh (menyendiri) dan kawan-kawannya”.(h.r. Abu dawud).

7.  KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW SEBELUM HIJROH.
A. Dakwah Nabi Muhammad untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia
Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka (masyarakat makkah) tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak tersebut. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih. Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya. Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah, majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki anak-anak yang shalih.
Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat. Muhammad bergaul dengan baik terhadap masyarakat sekitar. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya. Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Ia Bijaksana, murah hati dan mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa cinta kepadanya.
Muhammad menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Sesudah pembangunan ka’bah tiba saatnya peletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:
"Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini."
Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat menerima keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain," katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu untuk diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.
Kejadian ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran. . Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta kepercayaan-kepercayaan semacamnya.
Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi Makkah. Kebenaran itu datang dari Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim.

Kebenaran itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula." (Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca."
Seterusnya malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …" Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.

Setelah menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul), sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.
Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.

B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta.
Bagi orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. 
Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi bangsa  Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan binatang.
Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}

C. Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah
Pada mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.
Di antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.

Menghadapi sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan.
4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.

0 komentar:

Posting Komentar