Selasa, 11 November 2014

Archaebacteria

Archaebacteria memiliki susunan, struktur, metabolisme, dan urutan asam nukleat yang berbeda dengan Eubacteria. Oleh karena itu, Archaebacteria dikelompokkan sebagai kingdom terpisah dari Eubacteria meskipun kedua kingdom tersebut sama-sama prokariotik.
Archaebacteria (Yunani, archaio = kuno) adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid. Archaebacteria hidup pada lingkungan ekstrim dan hal ini dijadikan dasar klasifikasinya. Berdasarkan lingkungan ekstrimnya, Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen, bakteri halofil, dan bakteri termoasidofil.
Bakteri Metanogen
Bakteri metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana dari gas hydrogen dan COatau asam asetat. Metana disebut juga biogas. Bakteri metanogen hidup di rawa sebagai pengurai. Contohnya adalah Methanobacterium.

Gambar
Bakteri halofil
Bakteri halofil (Yunani, halo = garam, philos = suka) adalah bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Bakteri halofil optimal pada lingkungan dengan kadar garam 20%. Beberapa jenis bakteri halofil membutuhkan lingkungan dengan kadar garam sepuluh kali lebih tinggi dari kadar garam air laut. Contoh bakteri halofil adalah Halobacterium.
Bakteri Termoasidofil
Bakteri termoasidofil hidup di lingkungan yang panas dan asam. Kondisi optimal untuk bakteri ini adalah pada temperature 60-80oC dengan pH 2-4. Bakteri ini terdapat pada daerah yang mengandung asam sulfat, misalnya di kawab vulkanik. Contohnya adalah bakteri Sulfolobus dan Thermoplasma.

0 komentar:

Posting Komentar